Sunday, May 17, 2020

Amalkan Sunah Nabi dengan Menikah



“Empat perkara yang termasuk sunah para Rasul: rasa malu, memakai minyak wangi, bersiwak, dan menikah.”
Demikian Tirmidzi meriwayatkan. Dan tentunya pada tulisan ini akan dijelaskan betapa menikah itu sesuatu yang sangat dianjurkan. Bukan hal yang perlu ditakutkan. Entah karena merasa belum siap menjadi kepala keluarga, tidak bebas, bayangan hidup yang kacau karena hidup tak lagi sendiri, bayang-bayang mertua, tak ingin ada konflik dengan pasangan, merasa sudah mandiri, bahkan ada yang beranggapan bahwa menikah itu repot sekali.
Ah, jangan berpikiran begitu dong! Padahal dengan menikah, berarti meneladani Rasulullah. Berarti “nyunah”. Ini dia nasihat Rasulullah terkait dengan menikah. Inilah salah satu sunah besar para rasul, termasuk Rasulullah Muhammad saw.


Akan Ditolong Allah
            Siapa sih yang tak ingin mendapat pertolongan Allah? Tak ada pastinya. Hidup penuh tantangan dan Allah tempat kembali berpulang. Menikah bisa menjadi jalan pertolongan Allah datang.


Wednesday, May 6, 2020

Jodoh Itu Perpaduan Antara Unsur Ikhtiar dan Takdir


                SERING terdengar di kalangan para pencari jodoh uangkapan berikut, “Jodoh itu susah-susah gampang. Dikejar menjauh, diam malah mendekat.” Kata-kata ini tak sepenuhnya salah sekaligus tak sepenuhnya benar. Sebab, jodoh itu adalah perpaduan antara ikhtiar (usaha) dan takdir (ketentuan) Allah SWT.
                Penjelasannya demikian. Sebagai muslim, kita meyakini bahwa berjodoh atau tidak sudah ditentukan oleh Allah SWT. Bahkan sejak empat bulan dalam kandungan rezeki –termasuk jodohnya—sudah termaktub. Masalahnya kemudian adalah untuk mendapatkannya, sebenarnya tidak ada yang tanpa usaha.
                Oleh karenanya di sini dipakai diksi ikhtiar sebagai ganti dari kata usaha. Dalam bahasa Indonesia, kata usaha bisa berarti upaya yang maknanya bisa positif maupun negatif. Bergantung pada apa yang sedang diusahakan dan apa tujuannya. Sementara kata ikhtiar –yang berasal dari bahasa Arab: khair-- berarti usaha memilih sesuatu yang baik, bahkan terbaik.



                Jika ikhtiar yang digunakan, maka siapa saja yang mencari jodoh itu sejak awal tidak akan asal-asalan. Karena yang menjadi hulu, hilir dan muaranya adalah kebaikan. Maka tidak akan ada uangkapan “Gak papa siapa saja asal bisa nikah”; “Nakal-nakal dikit ga papa, nanti kan bisa dididik”; “meski Gak sholeh atau sholehah, asal cakep” dan lain sabagainya.


              

Tuesday, May 5, 2020

Cari Jodoh, Pilihlah 4 Bagian Yang Utama Dulu



Sejak 2013, saya dan beberapa kawan membuka diri sebagai fasilitator cari jodoh islami di Surabaya. Ada 50an jomblo dan jomblowati yang mengadu nasib lewat usaha ini. Dalam ini, setidaknya Allah takdirkan berjodoh 3-5 pasangan per tahun. Banyak alasan orang cari jodoh lewat cara taaruf ini. Mari kita lihat apa bagian utama dalam cari jodoh yang baik itu. Setidaknya ada 4 bagian utama. Kita ulas sama-sama di sini.

Setelah berjalan lima tahun,  ‘hanya’ ada satu pasutri berjodoh sepanjang 2018. Begitulah, namanya juga rahasia ilahi. Saya dan kawan-kawan hanya berusaha. Manusia berencana, Allah pun punya rencana. Entah rencana kita yang ke berapa yang klik dengan rencana Allah. 


Kemudian saya membuat analisis sederhana. Dari puluhan lajang ini, apa saja yang menjadikan kendala cari jodoh? Ada yang menginginkan calon suaminya yang sudah mapan. Ada yang ikhwan hanya lulusan sekolah menengah pertama. Tidak sampai sarjana. Ada yang usianya terpaut 9-10 tahun.

Ada yang mengisi biodata hanya satu halaman saja karena memang pendidikan dan aktivitasnya tidak banyak. Ada kandidat yang mengisi sampai 7 bahkan 11 halaman, panjangnya sudah melebihi menulis cerpen mungkin.

Sunday, May 3, 2020

Syarat Taaruf, Ada 3 Yang Mesti Anda Siapkan

Taaruf merupakan istilah yang digunakan proses pengenalan pria wanita muslim muslimah menjelang jenjang pernikahan. Taaruf adalah lawan dari pacaran. Keduanya sama-sama proses untuk saling mengenal antara sejoli. Jika pacaran di dalam prosesnya tanpa ada batasan, tanpa ada etika dan tanpa kepastian. Sebaliknya, taaruf adalah proses pengenalan yang dibatasi dengan etika pergaulan Islam dan semua menuju kepastian yaitu tahap meminang dan akad nikah. Lalu apa saja syarat-syarat taaruf itu.

     1. Harus ada yang mediator
Inilah syarat pertama dan dan utama dalam taaruf. Inilah perbedaan paling mencolok dengan praktik pacaran. Adanya mediator menjadikan pertemuan sejoli menjadi lebih beretika dan terjaga dari perbuatan yang zina dan dosa.



Sebab, praktik pacaran itu bertemunya sejoli bukan mahramnya yang belum resmi menikah dalam satu tempat, tanpa ada orang ketiga sebagai pendamping. Inilah yang diwanti-wanti Rasulullah Muhammad saw. “Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua” (HR. Ahmad 1/18, Ibnu Hibban [lihat Shahih Ibnu Hibban 1/436], At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awshoth 2/184, dan Al-Baihaqi dalam sunannya 7/91. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah 1/792 no. 430).