Tuesday, May 5, 2020

Cari Jodoh, Pilihlah 4 Bagian Yang Utama Dulu



Sejak 2013, saya dan beberapa kawan membuka diri sebagai fasilitator cari jodoh islami di Surabaya. Ada 50an jomblo dan jomblowati yang mengadu nasib lewat usaha ini. Dalam ini, setidaknya Allah takdirkan berjodoh 3-5 pasangan per tahun. Banyak alasan orang cari jodoh lewat cara taaruf ini. Mari kita lihat apa bagian utama dalam cari jodoh yang baik itu. Setidaknya ada 4 bagian utama. Kita ulas sama-sama di sini.

Setelah berjalan lima tahun,  ‘hanya’ ada satu pasutri berjodoh sepanjang 2018. Begitulah, namanya juga rahasia ilahi. Saya dan kawan-kawan hanya berusaha. Manusia berencana, Allah pun punya rencana. Entah rencana kita yang ke berapa yang klik dengan rencana Allah. 


Kemudian saya membuat analisis sederhana. Dari puluhan lajang ini, apa saja yang menjadikan kendala cari jodoh? Ada yang menginginkan calon suaminya yang sudah mapan. Ada yang ikhwan hanya lulusan sekolah menengah pertama. Tidak sampai sarjana. Ada yang usianya terpaut 9-10 tahun.

Ada yang mengisi biodata hanya satu halaman saja karena memang pendidikan dan aktivitasnya tidak banyak. Ada kandidat yang mengisi sampai 7 bahkan 11 halaman, panjangnya sudah melebihi menulis cerpen mungkin.


Macam-macam pokoknya. Hal-hal seperti itu MUNGKIN dianggap perkara prinsip dalam mencari jodoh. Namun pertanyaannya, apakah betul demikian?

Mari kita menggunakan ilustrasi dengan sebuah pot. Ada tiga jenis benda yang di dalam pot: batu, kerikil dan pasir. Pot telah terisi penuh dengan sejumlah batu, kerikil dan pasir.

Lalu kita tumpahkan semuanya. Lalu kita isi ulang. Agar muat seluruh benda itu, maka batu-batu lebih dahulu dimasukkan. Kemudian kerikil kita masukkan dan itu akan masuk ke sisi yang ada rongganya. Terakhir pasir. Karena pasir bisa masuk ke sela-sela dan celah yang tidak bisa ditempati batu dan kerikil.

Begitu pula kehidupan. Jika kita salah pilih menempatkan 'batu' maka urusan kita tidak akan kunjung tuntas. Kita harus memilih dan memilah mana urusan yang besar seperti batu, mana yang lebih kecil seperti kerikil dan bahkan pasir.

Dalam memilih calon pasangan hidup, kita harus tentukan secara tepat mana batu, kerikil dan pasir. Jangan salah pilih. Pilihlah batunya dulu. Bagian utamanya dulu.

Saya membuat analogi tentang 'batu' ini. Pilihlah batu itu: agama/aqidah, sholat, tanggung jawab dan akhlak. Maka pastikan calon kita itu sudah memadai di empat 'batu' ini.

Jika empat batu ini telah masuk pot (baca: benak), insya Allah lainnya akan masuk ke sela-sela kehidupan (rumah tangga) kita. InsyaAllah kita lebih mudah menata hidup. Mari kita ulas satu per satu. 

1. Beragama Islam
Bagi muslim, aqidah itu pondasi. Jika tidak benar tatanannya, ambruk agama kita. Islam dan iman itu bukti registrasi kita di hadapan Allah. Setelah registrasi, maka aplikasikan dengan beramal sholeh. Maka calon pasangan kita harus sama  keimanan kepada Allah SWT dan ajaran Rasulullah Muhammad Saw. Itu mutlak. Maka jangan mudah tergiur dengan calon yang berbeda keimanan meskipun elok rupawan. Karena itu akan menjerumuskan kita ke penyesalan dan sengsara (QS. Al Baqarah 221).

Hidup tidak hanya di dunia, namun nanti berlanjut hingga akhirat. Harga iman di akhirat kelak akan lebih mahal daripada emas seberat bumi (QS. Ali Imron 91).

2. Sholat lima waktu. 
Bukti keislaman seseorang adalah komitmennya terhadap sholatnya. Siapa yang menyepelekan, maka dia akan mudah menyepelekan hal penting lainnya. Termasuk menyepelekan dosa-dosa. Karena sholat bertujuan membersihkan diri dari dosa dan mencegah perbuatan keji dan mungkar.

3. Rasa Tanggung Jawab
‘Batu’ ketiga adalah rasa tanggung jawab. Pria adalah pemimpin. Dia wajib mencari nafkah. Jika memang ada kekurangan di sana-sini, terimalah jika memang itu rezeki yang halal. Boleh saja istri ikut berusaha mencari tambahan. Yang pasti, kerja sama dan keharmonisan akan melahirkan keberkahan.

Selama 10 tahun lebih menjadi redaktur majalah Al Falah, saya sering mendapatkan kiriman surat pembaca di rubrik konsultasi agama tentang keluhan dari istri. Ada suami yang tidak bekerja selama dua tahun tanpa alasan yang tepat. Bahkan ada yang 9 tahun menganggur. Tiap hari sang istri mengirimkan surat lamaran kerja. Suaminya ogah-ogahan. Hanya mengandalkan kekayaan orang tuanya saja.

Ada pula suami yang selalu bikin onar di kantornya. Setiap pindah kerja, selalu begitu. Si istrinyalah yang selalu turun tangan menyelesaikannya. Kadang keluarga besarnya bersusah payah ikut terjun. Inilah contoh buruk pria tak punya rasa tanggung jawab.

4. Sikap/akhlak terhadap orang lain
Batu terakhir adalah akhlak terhadap orang lain, khususnya persoalan uang. Jika calon pasangan Anda bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain, insya Allah dia layak Anda terima lamarannya. Banyak orang (bisa tokoh dan juga biasa) yang rusak nama baiknya gara-gara ceroboh mengatur keuangan.

Ada yang mudah ngemplang utang, suka foya-foya, ada yang suka kabur dengan membawa uang orang lain, utang bertumpuk, suka judi, korupsi, penipuan, dan praktik culas lainnya. Tidak hanya pria, kaum wanita juga sering ceroboh dalam hal muamalah seperti ini.

Rumah tangga yang diisi sosok yang ceroboh seperti ini akan berantakan. Mudah cekcok dan nauzubillah bisa berurusan dengan aparat hukum. Sulit mencapai sakinah.

Itulah analisis sederhana saya tentang batu kehidupan. Kalau batu ini sudah selesai kita tuntaskan, insya Allah hal lainnya hanya kerikil dan bahkan pasir.

Gelar sarjana, kemapanan, jenis pekerjaan, asal suku, dan budaya akan jadi kerikil atau juga pasir saja. Dia akan masuk ke sela-sela batu-batu tadi. Jadi, jangan salah pilih.

(Oki Aryono, fasilitatator dan pendamping Komunitas Ngaji Jodoh Jawa Timur).
Tinggalkan komentar dan alamat email jika ingin lebih tahu komunitas ini. insya Allah kami akan membalas email Anda. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment