Kegiatan atau amalan apa saja yang bisa mendatangkan jodoh?
Seperti halnya nafkah, Anda harus berusaha untuk mendapatkan jodoh. Seperti
nafkah, makin banyak usaha maka makin besar juga peluang mendapatkan jodoh. Berikut
ini 8 amalan cara untuk mendapatkan jodoh menurut sejarah Nabi dan menurut
Islam:
1. Jodoh sepenuhnya kekuasaan Allah Swt.
Maka perbanyaklah doa dan memohon dengan
ikhlas kepada Allah semata. Berharaplah sepenuhnya hati kepada Allah. Mohonlah
bimbingan dan petunjuk agar diberi jalan yang baik dan jalan yang penuh berkah.
Amalan mendapatkan jodoh adalah ibadah yang
tidak baku tata caranya. Berbeda dengan akad nikah, yang telah diatur
syarat-syarat dan rukunnya. Jadi mendapatkan jodoh tergantung amalan atau
kemampuan kita dengan rambu-rambu antara: tidak mengandung kesyirikan,
guna-guna, atau sihir; tidak menzalimi orang lain atau tidak melanggar norma
susila yang ada.
3
3. Orangtua atau wali dari wanita aktif mencarikan
calon suami
Ada orangtua atau wali dari muslimah yang
sangat aktif mencarikan calon suami bagi putri atau anak asuhnya. Wali ini bisa
saudara laki-laki atau saudara laki-laki ayah atau kerabat jika si wanita ini
anak yatim. Ada beberapa kisah tentang orangtua/wali yang sangat aktif
menawarkan anak perempuannya kepada pria yang dikenal sholeh. Ini adalah salah satu dari 8 amalan cara untuk mendapatkan jodoh
Misalnya Umar bin Khaththab menawarkan
putrinya Hafsah kepada Abu Bakar dan Ustman. Kala itu Hafsah menjanda karena
suaminya gugur sebagai syahid pada Perang Badar. Setelah masa iddahnya selesai,
Umar menawrkan Hafsah kepada Abu Bakar. Abu Bakar hanya diam. Lalu Umar
menawarkan kepada Ustman bin Affan. Namun Ustman masih dalam kondisi berkabung
atas wafatnya istrinya, Ruqayyah binti Muhammad saw. Utsman menolak tawaran
Umar.
Umar kecewa dan mengadukan hal ini kepada
Nabi saw. Tanpa disangka Umar, ternyata Rasul saw. bersedia menikahi Hafsah.
Umar gembira dengan kesediaan Nabi saw. Itulah mengapa Abu Bakar hanya diam
saat ditawari Umar. Karena Abu Bakar pernah mendengar Nabi saw. menyebut-nyebut
Hafsah dan Abu Bakar tidak akan membuka rahasia ini hingga Nabi saw. sendiri
yang mengungkapkan kesediaannya meminang Hafsah binti Umar.
4
4. Seseorang diproseskan nikahnya oleh Nabi saw.
Tatkala Nabi saw menganjurkan ‘Ukaf untuk
menikah, ia menjawab, “Wahai Rasulullah, aku tidak akan menikah sebelum engkau
menikahkan aku dengan orang yang engkau sukai.” Maka Nabi Saw bersabda, “Kalau
begitu, dengan nama Allah dan berkahNya, aku nikahkan engkau dengan Kultsum Al
Khumairi.”
5
5. Cara yang paling ‘konvensional’ dan dikenal
adalah, lelaki memilih dan meminang perempuan.
Cara ini sudah lazim dan banyak dilakukan.
Tidak hanya di Indonesia, di belahan dunia lainnya cara ini sudah biasa
dipraktikkan. Tidak hanya Islam, sejumlah agama juga menganjurkan cara seperti
ini.
6
6. Ada wanita yang menawarkan dirinya langsung
kepada pria pilihannya
Anas bin Malik berkata, “Seorang perempuan
datang kepada Rasulullah saw menawarkan dirinya seraya berkata, ‘Wahai
Rasulullah, apakah engkau berhasrat kepadaku?’
7
7. Wanita proaktif dan meminta bantuan orang
kepercayaan untuk bersedia dinikahi.
Wahai muslimah, Anda bisa mengambil
pelajaran dari dua wanita agung: Khadijah dan putri Syuaib. Keduanya
menggunakan cara yang elegan dan terhormat untuk menjajaki pria yang baik.
Khadijah meminta bantuan Nafisah binti Munayyah (riwayat lain Nafisah binti
Munabbih), seorang wanita paruh baya untuk membuka peluang pernikahan Muhammad
muda dengan Khadijah.
Sebelum meminta bantuan Nafisah, Khadijah
telah mendapat banyak informasi tentang rekam jejak dagang Muhammad muda dan
akhlaknya selama menjalankan modal usahanya, melalui pesuruh pria yang bernama
Maisarah. Pesuruh inilah yang melaporkan hasil bisnis Muhammad muda dan
bagaimana akhlaknya selama perjalanan bisnis ke luar Mekkah. Sehingga Khadijah
punya cukup data tentang pribadi Muhammad muda saat itu. Karena itu ia
menitipkan pesan ke Nafisah peluang kesediaannya menikahinya. Atas izin Allah,
Muhammad muda bersedia dan kedua pamannya Abu Thalib dan Hamzah bin Abdul
Mutholib mengantarkannya meminang dan menikahi Khadijah.
Anda juga bisa belajar dari putri Syuaib
as. Saat itu kedusa putri Nabi Syuaib kesulitan mengambil air di sebuah telaga
karena tidak mampu berdesakan dengan banyak pria yang sama-sama mengambil air
untuk hewan ternaknya. Sedangkan sang ayah sudah sepuh. Musa muda yang sedang
jadi buronan Firaun menyaksikan itu dan iba dengan keduanya. Maka Musa
mengambilkan air untuk keduanya. Sebagai bentuk terima kasih, Nabi Syuaib
mengundang Musa ke rumahnya untuk memberikan tempat berlindung dan menikmati
jamuan.
Di surat Al Qashash ayat 26, Al Quran
menceritakan, “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata,
‘Wahai Ayah, jadikan ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau jadikan untuk bekerja (pada
kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." Ini adalah isyarat
bahwa putri Syuaib menyukai pribadi Musa muda. Dengan bahasa kiasan, ia
menyatakan hal itu kepada ayahnya. Ia menggunakan istilah pekerja, tidak
langsung mengatakan soal menikah atau dia calon suami yang baik. Ayah yang baik
tentu memahami isyarat anak-anaknya.
Maka sang ayah merespon, “Dia
berkata, ‘Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah
seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau
bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh
tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud
memberatkan engkau. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang
baik’” (QS. Al Qashash 27).
Musa pun menerima pernikahan ini. Dia (Musa) berkata,
"Itu (perjanjian) antara aku dan engkau. Yang mana saja dari kedua waktu
yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan (tambahan) atas
diriku (lagi). Dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan
8 8. Meminta bantuan kepada orang yang sholeh untuk
mendapatkan jodoh yang baik.
Anda dapat meminta bantuan kepada orang yang terpercaya dan
orang yang dikenal sholeh. Misalnya meminta bantuan ustadz, kyai, buya, syekh
atau orang sholeh lainnya. Ada yang seorang diri atau ada juga jamaah atau
lembaga kepercayaan yang menaungi orang-orang sholeh itu. Banyaklah bergaul
dengan orang sholeh agar standar pilihan Anda juga mengikuti kebiasaan
orang-orang sholeh itu. Inilah salah satu dari 8 amalan cara untuk mendapatkan jodoh.
(Oki Aryono, fasilitatator dan pendamping Komunitas Ngaji Jodoh Jawa Timur).
Tinggalkan komentar dan alamat email jika ingin lebih tahu komunitas ini. insya Allah kami akan membalas email Anda. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment