Thursday, April 30, 2020

8 Amalan Cara Mendapat Jodoh Dalam Islam


Kegiatan atau amalan apa saja yang bisa mendatangkan jodoh? Seperti halnya nafkah, Anda harus berusaha untuk mendapatkan jodoh. Seperti nafkah, makin banyak usaha maka makin besar juga peluang mendapatkan jodoh. Berikut ini 8 amalan cara untuk mendapatkan jodoh menurut sejarah Nabi dan menurut Islam:


1. Jodoh sepenuhnya kekuasaan Allah Swt.
Maka perbanyaklah doa dan memohon dengan ikhlas kepada Allah semata. Berharaplah sepenuhnya hati kepada Allah. Mohonlah bimbingan dan petunjuk agar diberi jalan yang baik dan jalan yang penuh berkah.
2       

          2. Mendapatkan jodoh termasuk ibadah ghoiru maghdhoh

Amalan mendapatkan jodoh adalah ibadah yang tidak baku tata caranya. Berbeda dengan akad nikah, yang telah diatur syarat-syarat dan rukunnya. Jadi mendapatkan jodoh tergantung amalan atau kemampuan kita dengan rambu-rambu antara: tidak mengandung kesyirikan, guna-guna, atau sihir; tidak menzalimi orang lain atau tidak melanggar norma susila yang ada.



3       3. Orangtua atau wali dari wanita aktif mencarikan calon suami

Ada orangtua atau wali dari muslimah yang sangat aktif mencarikan calon suami bagi putri atau anak asuhnya. Wali ini bisa saudara laki-laki atau saudara laki-laki ayah atau kerabat jika si wanita ini anak yatim. Ada beberapa kisah tentang orangtua/wali yang sangat aktif menawarkan anak perempuannya kepada pria yang dikenal sholeh. Ini adalah salah satu dari 8 amalan cara untuk mendapatkan jodoh

Misalnya Umar bin Khaththab menawarkan putrinya Hafsah kepada Abu Bakar dan Ustman. Kala itu Hafsah menjanda karena suaminya gugur sebagai syahid pada Perang Badar. Setelah masa iddahnya selesai, Umar menawrkan Hafsah kepada Abu Bakar. Abu Bakar hanya diam. Lalu Umar menawarkan kepada Ustman bin Affan. Namun Ustman masih dalam kondisi berkabung atas wafatnya istrinya, Ruqayyah binti Muhammad saw. Utsman menolak tawaran Umar.

Umar kecewa dan mengadukan hal ini kepada Nabi saw. Tanpa disangka Umar, ternyata Rasul saw. bersedia menikahi Hafsah. Umar gembira dengan kesediaan Nabi saw. Itulah mengapa Abu Bakar hanya diam saat ditawari Umar. Karena Abu Bakar pernah mendengar Nabi saw. menyebut-nyebut Hafsah dan Abu Bakar tidak akan membuka rahasia ini hingga Nabi saw. sendiri yang mengungkapkan kesediaannya meminang Hafsah binti Umar.

4       4. Seseorang diproseskan nikahnya oleh Nabi saw.

Tatkala Nabi saw menganjurkan ‘Ukaf untuk menikah, ia menjawab, “Wahai Rasulullah, aku tidak akan menikah sebelum engkau menikahkan aku dengan orang yang engkau sukai.” Maka Nabi Saw bersabda, “Kalau begitu, dengan nama Allah dan berkahNya, aku nikahkan engkau dengan Kultsum Al Khumairi.” 


5      5. Cara yang paling ‘konvensional’ dan dikenal adalah, lelaki memilih dan meminang perempuan.

Cara ini sudah lazim dan banyak dilakukan. Tidak hanya di Indonesia, di belahan dunia lainnya cara ini sudah biasa dipraktikkan. Tidak hanya Islam, sejumlah agama juga menganjurkan cara seperti ini.

6       6. Ada wanita yang menawarkan dirinya langsung kepada pria pilihannya

Anas bin Malik berkata, “Seorang perempuan datang kepada Rasulullah saw menawarkan dirinya seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau berhasrat kepadaku?’

7       7. Wanita proaktif dan meminta bantuan orang kepercayaan untuk bersedia dinikahi.
Wahai muslimah, Anda bisa mengambil pelajaran dari dua wanita agung: Khadijah dan putri Syuaib. Keduanya menggunakan cara yang elegan dan terhormat untuk menjajaki pria yang baik. Khadijah meminta bantuan Nafisah binti Munayyah (riwayat lain Nafisah binti Munabbih), seorang wanita paruh baya untuk membuka peluang pernikahan Muhammad muda dengan Khadijah.

Sebelum meminta bantuan Nafisah, Khadijah telah mendapat banyak informasi tentang rekam jejak dagang Muhammad muda dan akhlaknya selama menjalankan modal usahanya, melalui pesuruh pria yang bernama Maisarah. Pesuruh inilah yang melaporkan hasil bisnis Muhammad muda dan bagaimana akhlaknya selama perjalanan bisnis ke luar Mekkah. Sehingga Khadijah punya cukup data tentang pribadi Muhammad muda saat itu. Karena itu ia menitipkan pesan ke Nafisah peluang kesediaannya menikahinya. Atas izin Allah, Muhammad muda bersedia dan kedua pamannya Abu Thalib dan Hamzah bin Abdul Mutholib mengantarkannya meminang dan menikahi Khadijah.

Anda juga bisa belajar dari putri Syuaib as. Saat itu kedusa putri Nabi Syuaib kesulitan mengambil air di sebuah telaga karena tidak mampu berdesakan dengan banyak pria yang sama-sama mengambil air untuk hewan ternaknya. Sedangkan sang ayah sudah sepuh. Musa muda yang sedang jadi buronan Firaun menyaksikan itu dan iba dengan keduanya. Maka Musa mengambilkan air untuk keduanya. Sebagai bentuk terima kasih, Nabi Syuaib mengundang Musa ke rumahnya untuk memberikan tempat berlindung dan menikmati jamuan.

Di surat Al Qashash ayat 26, Al Quran menceritakan, “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, ‘Wahai Ayah, jadikan ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau jadikan untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." Ini adalah isyarat bahwa putri Syuaib menyukai pribadi Musa muda. Dengan bahasa kiasan, ia menyatakan hal itu kepada ayahnya. Ia menggunakan istilah pekerja, tidak langsung mengatakan soal menikah atau dia calon suami yang baik. Ayah yang baik tentu memahami isyarat anak-anaknya. 
Maka sang ayah merespon, “Dia berkata, ‘Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik’” (QS. Al Qashash 27).

Musa pun menerima pernikahan ini. Dia (Musa) berkata, "Itu (perjanjian) antara aku dan engkau. Yang mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan (tambahan) atas diriku (lagi). Dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan

8       8. Meminta bantuan kepada orang yang sholeh untuk mendapatkan jodoh yang baik.
Anda dapat meminta bantuan kepada orang yang terpercaya dan orang yang dikenal sholeh. Misalnya meminta bantuan ustadz, kyai, buya, syekh atau orang sholeh lainnya. Ada yang seorang diri atau ada juga jamaah atau lembaga kepercayaan yang menaungi orang-orang sholeh itu. Banyaklah bergaul dengan orang sholeh agar standar pilihan Anda juga mengikuti kebiasaan orang-orang sholeh itu. Inilah salah satu dari 8 amalan cara untuk mendapatkan jodoh.

Pada dasarnya, perempuan boleh aktif mencari jodoh dengan cara-cara yang terhormat. Perempuan boleh secara langsung menyampaikan maksud untuk menikah dengan lelaki sholeh yang dikehendaki. Apabila perempuan merasa malu untuk langsung menyampaikan kepada laki-laki, bisa melalui perantara yang dipercaya. Misalnya melalui teman, guru ngaji, biro jodoh, dan lain sebagainya. Semoga bermanfaat. 

(Oki Aryono, fasilitatator dan pendamping Komunitas Ngaji Jodoh Jawa Timur).
Tinggalkan komentar dan alamat email jika ingin lebih tahu komunitas ini. insya Allah kami akan membalas email Anda. Semoga bermanfaat. 

No comments:

Post a Comment