Sejak 2013, saya dan
beberapa rekan menjalankan pendampingan bagi bujang untuk ikhtiar jodoh.
Awalnya kami hanya melakukan pendampingan proses taaruf jodoh Islam tanpa
pacaran terbatas di kalangan relawan Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya.
Namun aktivitas ini meluas karena informasi dari mulut ke mulut dan kemudian
viral. Seakan menjadi biro jodoh Islam di Jawa Timur. Ada tiga prinsip dasar
yang melandasi kami untuk menggiatkan aktivitas taaruf jodoh Islam
ini:
Persaudaraan
Sudah puluhan jomblo
dan jomblowati yang pernah dan sedang terlibat dalam komunitas jodoh Islam
ini. Ada yang Allah takdirkan berjodoh di dalamnya. Ada juga yang Allah
takdirkan berjodoh dengan pasangan di luar komunitas ini. Misalnya ada kemudian
dikenalkan keluarganya, temannya atau bahkan teman lama yang kemudian berjodoh.
Alhamdulillah.
Selama interaksi kami
dengan mereka, alhamdulillah kami tetap berusaha menjaga hubungan baik satu
sama lain. Inilah persaudaraan. Terkadang memang karena kesibukan dan pindah
domisili menyebabkan berkurangnya intensitas silaturahim. Namun adanya media
sosial, alhamdulillah komunikasi masih terjalin. Jadi bukan hanya biro jodoh
Islam saja, tapi ada persaudaraan Islam juga.
Komunikasi ini juga
berguna untuk menjaga spirit keberkahan dalam rumah tangga mereka dan juga kami
sendiri. Bukankah doa keberkahan akan kembali kepada kita yang mengucapkannya?
Nabi Muhammad pernah
bersabda, “Malaikat akan mengucapkan amin bagi seseorang yang mendoakan
kebaikan saudaranya. Malaikat akan berkata, ‘Demikian pula untuk kamu.’”
Pembinaan dan dakwah
Jika Anda menginginkan
pasangan yang sholeh-sholehah, maka Anda harus memantaskan diri layak
bersanding dengannya. Maka Anda harus berusaha lebih kuat untuk menjadi pribadi
yang gemar beramal sholeh. Pantaskah Anda bersanding dengan dia yang rajin beramal
sholeh? Seberapa kuat aktivitas amal sholeh Anda?
Terkadang, beberapa
peserta biro jodoh Islam ini masih terlalu 'mentah' dalam hal aktivitas
amal sholeh. Ada yang jarang ikut majelis taklim, ada yang bacaan Al Qurannya
masih belum lancar, dan bahkan ada yang sholat wajibnya masih
bolong-bolong.
Di sini kami memberi
pengarahan dan suntikan motivasi agar dia mau berusaha walaupun sulit karena di
sela sela kesibukan sehari-hari. Ada yang kami arahkan ikut lembaga kursus baca
Alquran, ada yang kami kenalkan ke ustadz untuk ikut pembinaan keislaman, dst.
Inilah dakwah.
Maknanya: mengajak atau mengarahkan. Tidak harus dan tidak selalu kami yang
mengajari. Bisa ustadz lain. Karena jarak dan waktu yang ada belum tentu pas
antara kami dengan para peserta itu. Yang terpenting, dia tergerak untuk
membina diri.
Membangun masyarakat
muslim sebagai umat terbaik
Jika pribadi-pribadi
muslim ini punya kepribadian yang sholeh sholehah, maka harapannya mereka bisa
terhimpun dalam keluarga yang baik pula.
Selanjutnya akan lahir
anak-anak yang berkepribadian sholeh pula, bahkan lebih baik daripada generasi
pertama (ayah ibu). Lebih jauh lagi, generasi kedua ini melahirkan generasi
ketiga yang punya kepribadian yang lebih sholeh dan lebih unggul daripada
generasi kedua. Begitu seterusnya. Dengan begitu, masyarakat muslim ini akan
menjadi generasi khoiro ummah (generasi terbaik).
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
"Kalian adalah umat
terbaik yang ditampilkan untuk manusia, menyuruh kepada ma`ruf
dan mencegah dari munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik" (QS. Ali Imron 110).
Kita berlindung kepada
Allah semoga tidak terjadi generasi berikutnya yang lebih buruk daripada
generasi sebelumnya. Nauzubillah min dzalik. Keluarga broken home akan sulit
mencetak generasi yang lebih unggul. Karena tidak ada upaya penyiapan. Konflik
keluarga yang berujung perceraian akan terdampak buruk pada generasi
berikutnya. Sekali lagi, nauzubillahi min dzalik.
Maka proses penyiapan
keluarga muslim harus diupayakan secara sistematis. Pria yang akan menjadi ayah
dan suami yang baik harus disiapkan sedini mungkin. Begitu pula wanita.
Dengan proses ta'aruf
yang berlandaskan kaidah agama dan akhlak mulia, mudah-mudahan mampu mencetak
keluaga yang sakinah mawadah warahmah serta melahirkan generasi penerus yang
lebih unggul dan kompetitif. Semoga.
(Oki Aryono, pendamping komunitas Ngaji Jodoh Jawa
Timur).
Tinggalkan komentar dan alamat email jika ingin lebih tahu komunitas ini. insya Allah kami akan membalas email Anda. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment