Jodoh memang termasuk rahasia ilahi. Sepenuhnya Allah yang
tahu secara pasti. Tugas manusia hanya berusaha. Seperti halnya rezeki, jodoh
juga harus diusahakan. Atau dengan bahasa lain: harus ikhtiar. Saat jodoh belum
kunjung datang, 5 hal ini bisa kamu lakukan sebagai bentuk ikhtiar kita
menjemput jodoh idaman itu.
1. 1. Ngobrol secara hangat dengan ayah ibu atau wali nikah
Menikahkan adalah sebagian dari tanggung jawab utama ayah dan
ibu. Kedua orangtua punya tanggung jawab untuk mengantarkan putra-putrinya
menuju jenjang perkawinan yang baik. Memang setiap anak yang sudah cukup umur
berhak mencari jodoh secara mandiri. Namun bimbingan dan arahan kedua orang tua
dan wali tetap menjadi penting. Bisa jadi sudut pandangan kedua orang tua lebih
bijaksana dan lebih banyak kemaslahatannya daripada sang anak.
Jalan tengah di antara hak dan kewajiban anak vs orangtua
adalah musyawarah. Islam mengajarkan umatnya untuk membiasakan musyawarah dalam
urusan kebaikan. Maka saat jodoh belum kunjung datang, kamu kudu ngobrol yang
hangat dengan orangtuamu. Ajaklah bicara secara santai. Bisa saat makan bersama
atau pun saat ibadah bersama di rumah. Jika kamu berada di perantauan karena
studi atau bekerja, sering-seringlah menelepon orangtua. Jagalah intensitas
komunikasi. Apa saja kendala yang akan dan sering muncul selama proses
perjodohan bisa didiskusikan dengan asyik tanpa beban.
2. 2. Silaturahim kepada kerabat dekat
Memiliki jaringan bisnis yang luas merupakan hal penting yang
dapat mempengaruhi jalannya usaha Anda. Jaringan yang luas, solid, dan kuat
akan memberikan banyak benefit bagi bisnis Anda. Peluang kerjasama, pemasaran,
atau bantuan dalam hal teknis merupakan beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan
jika Anda memiliki jaringan bisnis yang Anda bangun dengan baik.
Itu jika kita sedang menjalankan bisnis. Demikian pula
dengan saat jodoh belum kunjung datang. Perbanyaklah silaturahim kepada
kerabat, baik dari keluarga ayah maupun keluarga ibu. Siapa tahu Allah memberi
jalan yang baik saat jodoh belum kunjung datang.
Dan lebih bagus juga silaturahim ke kerabat yang lama
terputus. Karena makna dari silaturahim adalah menyambung. ”Siapa
yang ingin rezekinya diperluas dan umurnya panjang maka hendaknya ia
bersilaturrahim”(HR. Bukhari). Itu
janji yang diucapkan Nabi Muhammad. Janji ini disampaikan Nabi jauh sebelum
pakar bisnis bicara soal jaringan bisnis. Bukankah silaturahim itu sama dengan
membangun jaringan.
3. 3. Rutin menghadiri majelis ilmu
Menikah adalah ibadah. Jika kita bandingkan dengan sholat,
maka durasi menikah jauh lebih panjang daripada sholat. Sholat wajib paling
lama 10 menit saja. Namun menikah punya durasi seumur hidup. Bisa 50 tahun
lebih jika Allah izinkan usia kita panjang. Dengan segala lika-liku pernikahan,
maka bekal pernikahan juga harus banyak. Karena jarak perjalanannya sejauh usia
kita. Bekal itu adalah ilmu.
Bagaimana ilmu agar menjadi suami yang qowwam (QS. An Nisa 34) dan bagaimana ilmu agar menjadi istri yang sholehah. Juga bagaimana ilmu menjadi ayah yang dan ibu teladan serta ilmu menjadi menantu, menjadi ipar, menjadi mertua, ilmu menjadi tetangga, dst. “Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu.Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu.Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu.” Demikian pesan para ulama untuk kita semua.
Bagaimana ilmu agar menjadi suami yang qowwam (QS. An Nisa 34) dan bagaimana ilmu agar menjadi istri yang sholehah. Juga bagaimana ilmu menjadi ayah yang dan ibu teladan serta ilmu menjadi menantu, menjadi ipar, menjadi mertua, ilmu menjadi tetangga, dst. “Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu.Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu.Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu.” Demikian pesan para ulama untuk kita semua.
Rutin
artinya kamu harus punya jadwal khusus. Misalnya sepekan sekali, seminggu
sekali, atau bahkan lebih sering daripada itu. Jangan sampai kerjamu dan
studimu mengalahkan ngajimu. Jangan kalah dengan ungkapan: jangan sampai
kerjamu mengalahkan ngopimu. Masak mengaji seminggu sekali tidak bisa kita
sempatkan? Bukankah hidup itu penuh kesulitan? Bukankah rumah tangga itu penuh
gelombang? Maka ilmulah yang menjadikan bekalnya.
4. 4. Bergaullah dengan orang sholeh
Bagaimana menurutmu jika kamu sering nongkrong di toko
parfum? Tentu kamu pasti terciprati bau harumnya meskipun kamu tidak
membelinya. Itulah perumpamaan Rasulullah saw. tentang pergaulan dengan orang
sholeh. “Permisalan teman yang baik dan teman yang
buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual
minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli
minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum
darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu
dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap” (HR
Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Sering-seringlah bergaul dengan
orang yang banyak mengkaji agama dan banyak berdzikir. Mereka ini banyak
beramal sholeh, bersedekah serta menghindari perbuatan dosa dan kesia-siaan.
Mereka inilah yang disebut orang sholeh. Perbanyaklah minta nasihat kepada
mereka. Siapa tahu nasihat mereka membuka wawasan dan mengungkap kesalahan kita
sehingga dengan nasihat itu kita bisa perbaiki diri saat jodoh belum kunjung
datang.
Harapannya adalah kita bisa
terdorong untuk ikut beramal sholeh khususnya saat sendirian. Sehingga saat
jodoh belum kunjung datang, bisa jadi orang-orang sholeh ikut mencarikan jodoh
yang sholeh pula. Karena orang yang sholeh hanya akan mencari teman yang sholeh
juga.
5. 5. Perbanyaklah doa
Karena jodoh itu rahasia Allah semata. Maka
mintalah secara ikhlas kepada Allah pemilik jiwa raga dan hati manusia. Doa itu
senjata utama kaum mukmin. Makin sering doa, maka itu menunjukkan kamu banyak
mengingat Allah. Maka Allah akan mengingat kita. “Maka ingatlah kepadaKu, niscaya Aku akan
ingat kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar
kepadaKu” (Qs. Al
Baqarah 152). Saat jodoh belum kunjung
datang, maka pertolongan Allah saja yang kita harapkan. Jika Allah ingat kepada
kita, tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Sambil
berdoa secara mandiri, kita juga minta didoakan orang sholeh, dan juga
ayah dan ibu kamu. Doa itu akan tembus ke langit. Dan Allah langsung yang
mendengar doa-doa itu. Biarlah doa dan ikhtiar akan bertemu pada momen yang
indah, dengan izin Allah tentunya. Saat jodoh belum kunjung datang, maka doa
dan usaha akan berjalan beriringan.
Oleh Oki Aryono (pendamping Ngaji Jodoh Jawa Timur)
Tinggalkan komentar dan alamat email jika
ingin lebih tahu komunitas ini. insya Allah kami akan membalas email Anda.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment