Monday, June 15, 2020

5 Tips Mencari Jodoh Via Online



Tips mencari jodoh via online
KECANGGIHAN teknologi di era digital seperti saat ini, semakin memudahkan orang untuk ikhtiar mencari jodoh; salah satunya adalah via media online. Melalui media sosial, tak jarang yang akhirnya sampai ke jenjang pernikahan. Di tulisan ini, ada 5 tips mencari jodoh via online. 

Meski demikian, bukan berarti kecanggihan dan kemudahan teknologi itu membuat seseorang seenaknya sendiri dalam upaya mencari jodoh. Ada 5 tips yang perlu dicoba ketika mau mencari jodoh via online.

 

1.       Jangan lupa shalat istikharah.

Shalat istikharah adalah shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik untuk dirinya dalam pandangan Allah. Secara bahasa “istikhārah” berarti meminta dipilihakan yang baik.

Dengan istikharah, maka ketika mencari pasangan, via online sekalipun, akan membuat orang dalam mencari jodoh tidak asal-asalan. Kriteria, standar bahkan norma-norma agama pun tidak akan dilanggar olehnya. Shalat istikharah adalah cara pertama mencari jodoh. Inilah amalan pertama untuk mendanpatkan jodoh. 

2.       Jangan asal-asalah memilih media online.

Kadang-kadang darah muda, para jomblo atau apapun namanya, begitu semangatnya hingga terkadang prinsipnya yang penting dapat jodoh dan tidak peduli media online mana yang sedang dipakai untuk mencari jodoh.

Dunia online laksana hutan rimba yang di situ tidak ada batasan sama sekali. Kitalah -berdasarkan norma agama- yang membatasi diri sendiri. Dalam Islam, tujuan tidak menghalalkan segala cara. Carilah media atau situs online islami yang kredibel yang menjaga nilai-nilai syariat dan mampu mengarahkan kita dalam mencari jodoh yang saleh atau salehah.

3.       Ketika tak menemukan media online kredibel, maka cari perantara yang terpercaya

Carilah sosok terpercaya yang bisa menghubungkan kepada jodoh yang tetap menjaga rambu-rambu agama Islam. Kalau ingin membangun mahligai rumah tangga yang diridai oleh Allah, maka sejak awal hingga akhir seyogianya tidak melanggar batasan-batasan yang sudah ditetapkan oleh Allah.

Dengan perantara yang amanah, maka dia bisa mengarahkan orang yang cari jodoh kepada jodoh yang bisa dipercaya. Terlebih lagi, batasan-batasan interaksi antara lawan jenis yang bukan mahram akan relatif lebih terjaga.

4.       Jangan lupa kriteria yang hendak dicari.

Mencari istri atau suami dalam Islam tidak bisa asal-asalan. Untuk laki-laki misalnya, biasanya memilih wanita karena harta, nasab/keturunan, kecantikan dan agamanya (HR. Bukhari, Muslim). Namun, akan lebih selamat -setelah mengukur diri juga tentunya- yang menjadi acuan utama adalah agamanya atau kesalehan bakal jodoh.

Bagi perempuan, bisa mencari jodoh kriterianya mengacu kepada puteri Nabi Syu’aib ketika akhirnya menikah dengan Musa. Pasangan perempuan yang pantas dijadikan suami adalah yang kuat lagi amanah  (QS. Al-Qashash [28]: 26).

Laki-laki yang kuat –sebagaimana Musa—akan mampu melindungi dan menjaga istrinya. Di samping itu, sikap amanahnya akan membuat dirinya tidak gampang selingkuh dan membuat hati istri nyaman dan aman karena yakin suaminya bisa dipercaya.

Namun, untuk tidak akan mudah mencari jodoh ideal seperti itu melalui online jika tidak mendapat biro jodoh online kredibel atau perantara yang paham syariat yang bisa mengarahkan dan membimbingnya.

5.       Jangan menjadikan media online menjadi satu-satunya cara.

Media online tak lebih sekadar wasilah atau perantara yang bukan primer. Jika melalui itu malah melanggar batas-batas agama, maka lebih baik mencari jodoh via offline atau melalui orang yang bisa dipercaya.

Sebab, kebanyakan biro jodoh via online yang resmi, atau yang mencari sendiri melalui akun-akun media sosial, seringkali malah menjerumuskannya kepada pacaran. Akibatnya, rumah tangga yang dibangun bukan didasari oleh spirit Islam tapi hawa nafsu. Maka jangan heran kalau nantinya mengalami keretakan rumah tangga.

Berburu sendiri mencari jodoh di media sosial tanpa pengarah yang mengerti batasan syariat, akan membuat hubungan semakin liar. Pada gilirannya, kebohongan demi kebohongan bisa saja dilakukan untuk menunjukkan yang terbaik pada dirinya kepada pasangannya.
(Oleh Abu Jagad Al Azhary, aktivis Dakwah Blogger)

Tinggalkan komentar dan alamat email jika ingin lebih tahu komunitas ini. insya Allah kami akan membalas email Anda. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment